Dinkes Lombok Timur Upayakan Target Prevalensi Stunting Turun Hingga 14% di 2024
Lombok Timur - Prevalensi stunting di Lombok Timur tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2022 lalu. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dirilis angka stunting Lombok Timur berada diangka 27,6 persen, sedangkan berdasarkan SKI pada tahun 2022 lalu berada pada angka 35,6 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Lombok Timur, H. Pathurrahman menegaskan dibandingkan dengan survei status gizi Indonesia (SSGI) yang kini berubah menjadi SKI tahun 2022 lalu, ada penurunan angka stunting sekitar 8 persen. Setiap tahunnya angka stunting daerah Patuh Karya terus mengalami penurunan, termasuk posisi Lombok Timur yang juga terus menurun.
"Pada tahun 2021 lalu posisi Lombok Timur menduduki posisi pertama kasus stunting. Kemudian pada tahun 2022 menduduki posisi kedua. Kemudian pada tahun 2023 menduduki posisi tiga dan tahun 2024 menduduki posisi kempat tertinggi dari 10 kabupaten/kota di NTB," ungkapnya. Minggu (5/4/2024).
Menurutnya kunci penurunan angka stunting pada konvergensi, intervensi spesifik, intervensi sensitif dan Keterpaduan kepada sasaran fokus stunting yakni Ibu hamil dan anak bawah dua tahun (bBaduta). Termasuk Penurunan stunting ini juga tidak terlepas dari fokus Bupati Lombok Timur baik dari bupati sebelumnya maupun Penjabat Bupati.
"Faktor lain yang sangat berpengaruh dalam penurunan stunting adalah tingkat keaktifan masyarakat untuk memeriksakan diri ke pos pelayanan terpadu (Posyandu) keluarga. Sebab keberadaan posyandu dapat melakukan deteksi dini kepada ibu hamil terutama terkait imunisasi," katanya.
Dia mengatanan, saat ini belum ada satu Desa di Lombok yang dinyatakan bebas stunting. Untuk bisa bebas dari stunting merupakan hal yang sangat sulit, akan tetapi secara penurunan prevalensi hampir semua kecamatan di Lombok Timur setiap tahun terus mengalami penurunan.
"Target penurunan mencapai 14 persen tahun ini mudah-mudahan dapat terealisasi," Katanya.
Post a Comment