Dilauncing Agustus, ILP Rubah Pola Pelayanan Faskes Mengikuti Siklus Hidup


Lombok Timur -
Dinas Kesehatan (Dinkes) Lombok Timur telah melaksanakan Integrasi Layanan Primer (ILP) sebagai salah satu bagian transformasi layanan di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

Sekretaris Dinas Kesehatan Lombok Timur L. Bagus Wikrama mengutarakan, bahwa Integrasi Layanan Primer ini setelah dilaunching pada 31 Agustus 2023 lalu maka diharapkan semua daerah dapat mengimplementasikan, termasuk Lombok Timur.

“Yang mana nanti setiap puskesmas itu akan merubah pola pelayanannya. Dengan ILP ini pola pelayanan mengikuti siklus hidup,” ungkap pria yang biasa dipanggil Miq Bagus itu kepada wartawan, Jum’at (31/5/2024).

Siklus hidup itu, terang dia, mulai dari ibu hamil sampai dengan lansia yang kesemuanya akan dibuatkan klaster, yang nantinya dibagi dalam lima klaster. Hal ini tentu akan mempengaruhi pola pelayanan di Puskesmas.

Kelima klaster itu, terang dia, diantaranya adalah klaster manajemen yang tugasnya khusus mengurus manajemen. Yang kedua klaster ibu dan anak. Klaster ketiga adalah remaja usia produktif sampai lansia. Yang keempat adalah klaster penanggulangan penyakit. Yang kelima adalah lintas klaster yang nantinya akan mengkoordinasikan semua klaster.

Untuk itu masyarakat perlu mengetahui tentang pelayanan yang dilaksanakan di Puskesmas. Dengan pola ILP ini diharapkan pelayanannya akan lebih komprehensif terhadap ibu hamil, remaja, lansia dan lain sebagainya karna layanan ini menggunakan prinsip kolaboratif.

Nantinya semua pemegang program di Puskesmas misalnya program ibu dan anak akan ditangani secara komprehensif oleh pemegang program secara menyeluruh dan berkelanjutan.

“Misalnya, kalo sudah dilayani di Puskesmas, teman-teman dari Puskesmas akan turun ke lapangan untuk melihat dari sisi lingkungannya, gizinya dan sebagainya,” ujarnya.

Ia melanjutkan, sejak tahun 2024 ini Puskesmas memiliki program PMT untuk ibu hamil dan bayi dengan resiko gizi buruk dan stunting yang nantinya petugas dari Puskesmas akan melakukan deteksi melalui pengukuran tinggi dan berat badan pada bayi.

“Nah bagi ibu hamil maupun bayi yang terdeteksi mengalami resiko itulah yang nantinya akan diberikan makanan tambahan dari Puskesmas. Nah harapan kita, nantinya kader maupun desa itu betul-betul terlibat,” katanya.

Dikatakannya, dengan perubahan pola pelayanan ini maka sudah barang tentu SDM tenaga kesehatan di Puskesmas harus menyesuaikan. Karenanya, pada tahun ini Dinas Kesehatan akan mengadakan peningkatan kompetensi terhadap seluruh Nakes yang terkait dengan klaster ini.

“Dengan tenaga yang ada saat ini, masih memungkinkan untuk dilakukan ILP. Hanya saja kompetensinya yang harus ditingkatkan,” sebutnya.

Selaras dengan itu, pada tahun ini juga akan mulai diberlakukan layanan melalui Aplikasi e-Puskesmas sesuai dengan ketentuan Permenkes dimana setiap Puskesmas diwajibkan rekam medik elektronik.

Rekam medik elektronik tersebut nantinya menggunakan Aplikasi E-Puskesmas. Dengan Aplikasi tersebut diharapkan lebih memudahkan dalam proses pelayanan masyarakat di tingkat Puskesmas.

“Termasuk juga pelaporan. Dengan sudah dilaksanakannya  ini, kami pun di Dinas Kesehatan akan mudah mengontrol nanti, Puskesmas ini melayani pasien sekian, yang sudah dilayani sekian. Ini bisa kita kontrol,” terang dia lagi.

Sejak diminta untuk mengaktifkan Aplikasi tersebut sejak 1 Apri 2024 kemarin, sebanyak 35 Puskesmas di  Lombok Timur sudah menggunakan Aplikasi elektronik tersebut.

Namun karena ini Aplikasi yang masih baru dalam tahap penyesuaian, sehingga tentu masih terdapat beberapa kendala seperti adanya sedikit keterlambatan di Puskesmas, sehingga tentu perlu penyesuaian.

Tetapi dengan sudah mulai dijalankannya rekam medik elektronik ini diharapkan pelayanan bisa lebih cepat.

Sebelumnya, pihaknya sudah menginstruksikan kepada seluruh Puskesmas dalam setiap kegiatan minilok lintas sektor dengan mengundang desa, kader dan termasuk forkopimcam agar mensosialisasikan itu di tingkat Puskesmas.

“Tetapi karna ini masih baru, kami masih tetap juga mensosialisasikan ini di internal. Karna aplikasi ini mulai dari loket dia akan link dengan pelayanan di setiap klaster. Sehingga begitu dia terdata di loket, nanti tinggal masuk kemana dia diarahkan setelah di screening,” ungkap Bagus.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.